About

Hell Yeah Pointer 6

Senin, 12 November 2018

STROKE

Pengertian Stroke
Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Tanpa darah, otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi, sehingga sel-sel pada sebagian area otak akan mati. Kondisi ini menyebabkan bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang rusak tidak dapat berfungsi dengan baik.
stroke-alodokter
Stroke adalah keadaan darurat medis karena sel otak dapat mati hanya dalam hitungan menit. Tindakan penanganan secara cepat dapat meminimalkan tingkat kerusakan otak dan kemungkinan munculnya komplikasi.
Menurut riset kesehatan dasar yang diselenggarakan oleh Kementrian Kesehatan RI pada tahun 2013, di Indonesia terdapat lebih dari 2 juta penduduk, atau 12 dari 1000 penduduk, menderita stroke dengan persentase terbesar berasal dari provinsi Sulawesi Selatan. Selain itu, stroke juga merupakan pembunuh nomor 1 di Indonesia, lebih dari 15% kematian di Indonesia disebabkan oleh stroke. Stroke iskemik memiliki kejadian yang lebih sering dibandingkan dengan stroke hemoragik, namun stroke hemoragik membunuh lebih sering dibandingkan dengan stroke iskemik. Hipertensi yang diikuti dengan diabetes dan kolesterol tinggi merupakan kondisi yang paling sering meningkatkan risiko terjadinya stroke di Indonesia.

https://www.alodokter.com/stroke.html

Gejala Stroke
Setiap bagian tubuh dikendalikan oleh bagian otak yang berbeda-beda, sehingga gejala stroke tergantung pada bagian otak yang terserang dan tingkat kerusakannya. Gejala atau tanda stroke bervariasi pada setiap orang, namun umumnya muncul secara tiba-tiba. Ada 3 gejala utama stroke yang mudah untuk diingat, yaitu:
  • Face (wajah). Wajah akan terlihat menurun pada satu sisi dan tidak mampu tersenyum karena mulut atau mata terkulai.
  • Arms (lengan). Orang dengan gejala stroke tidak mampu mengangkat salah satu lengannya karena terasa lemas atau mati rasa. Tidak hanya lengan, tungkai yang satu sisi dengan lengan tersebut juga mengalami kelemahan.
  • Speech (cara bicara). Ucapan tidak jelas, kacau, atau bahkan tidak mampu berbicara sama sekali meskipun penderita terlihat sadar.
Selain itu, ada beberapa gejala dan tanda stroke lain yang mungkin muncul, antara lain:
  • Mual dan muntah.
  • Sakit kepala hebat yang datang secara tiba-tiba, disertai kaku pada leher dan pusing berputar (vertigo).
  • Penurunan kesadaran.
  • Sulit menelan (disfagia), sehingga mengakibatkan tersedak.
  • Gangguan pada keseimbangan dan koordinasi.
  • Hilangnya penglihatan secara tiba-tiba atau penglihatan ganda.


https://www.alodokter.com/stroke/gejala
 
  • Perdarahan subarachnoid. Pada perdarahan subarachnoid, pembuluh darah arteri yang berada dekat permukaan otak, pecah dan menumpahkan isinya ke rongga subarachnoid, yaitu ruang antara permukaan otak dan tulang tengkorak.
  • Transient Ischemic Attack (TIA)
    TIA memiliki gejala yang serupa dengan jenis stroke lainnya, namun TIA umumnya hanya berlangsung selama lima menit. Kondisi ini disebabkan oleh penurunan suplai darah ke otak akibat gumpalan darah yang menghambat aliran darah ke otak. TIA tidak mengakibatkan kerusakan jaringan otak secara permanen dan gejalanya pun tidak berlangsung lama. Meskipun demikian, segera hubungi dokter untuk mencegah serangan stroke dan mengendalikan faktor risikonya.

    Faktor Risiko Stroke

    Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko stroke. Selain stroke, faktor risiko di bawah ini juga dapat meningkatkan risiko serangan jantung. Faktor-faktor tersebut meliputi:
    • Faktor kesehatan, yang meliputi:
      • Hipertensi.
      • Diabetes.
      • Kolesterol tinggi.
      • Obesitas.
      • Penyakit jantung, seperti gagal jantung, penyakit jantung bawaan, infeksi jantung, atau aritmia.
      • Sleep apnea.
      • Pernah mengalami TIA atau serangan jantung sebelumnya.
    • Faktor gaya hidup, yang meliputi:
      • Merokok.
      • Kurang olahraga atau aktivitas fisik.
      • Konsumsi obat-obatan terlarang.
      • Kecanduan alkohol.
    • Faktor lain yang berhubungan dengan risiko stroke, antara lain:
      • Faktor keturunan. Jika anggota keluarga pernah mengalami stroke, maka risiko terkena stroke juga semakin tinggi.
      • Usia. Dengan bertambahnya usia, seseorang memiliki risiko stroke lebih tinggi dibandingkan orang yang lebih muda.
    • https://www.alodokter.com/stroke/penyebab
    Diagnosis Stroke
    Bila menemui gejala seperti di atas, segera ke rumah sakit untuk mendapat penanganan. Untuk menentukan jenis penanganan yang paling tepat bagi stroke, dokter akan mengevaluasi jenis stroke dan area otak yang mengalami stroke. Sebagai langkah awal diagnosis, dokter akan bertanya kepada pasien atau anggota keluarga pasien tentang beberapa hal, yang meliputi:
    • Gejala yang dialami, awal munculnya gejala, dan apa yang sedang pasien lakukan ketika gejala tersebut muncul.
    • Jenis obat-obatan yang sedang dikonsumsi.
    • Apakah pasien pernah mengalami cedera di bagian kepala.
    • Memeriksa riwayat kesehatan pasien dan keluarga pasien terkait penyakit jantung, stroke ringan (TIA), dan stroke.
    Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pasien secara keseluruhan, yang biasanya diawali dengan memeriksa tekanan darah, detak jantung, dan bunyi bising abnormal di pembuluh darah leher dengan menggunakan stetoskop.
    Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan, antara lain:
    • Tes darah. Pemeriksaan darah dilakukan untuk mendeteksi beberapa hal, seperti:
      • Kadar gula darah dalam darah.
      • Hitung jumlah sel darah untuk melihat kemungkinan adanya infeksi.
      • Kecepatan pembekuan darah (hemostasis).
      • Keseimbangan zat kimia dan elektrolit dalam darah untuk melihat fungsi organ.
    • CT scan. CT scan dapat menghasilkan gambar otak secara detail, sehingga dapat mendeteksi tanda-tanda perdarahan, tumor, dan stroke.
    • MRI. Pemeriksaan MRI menggunakan gelombang radio dan magnet untuk menghasilkan gambaran detail dari otak pasien. MRI dapat mendeteksi jaringan otak yang mengalami kerusakan akibat stroke iskemik dan perdarahan otak. Dokter juga dapat menyuntikkan zat pewarna ke dalam pembuluh darah untuk melihat kondisi aliran darah di pembuluh arteri dan vena.
    • Elektrokardiografi. Pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) dilakukan untuk mengetahui aktivitas listrik jantung sehingga dapat mendeteksi adanya gangguan irama jantung atau penyakit jantung koroner yang menyertai.
    • USG doppler karotis. Pemeriksaan ini menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar detail mengenai kondisi bagian dalam pembuluh arteri karotis di leher. Gambar tersebut dapat mendeteksi timbunan lemak (plak) dan kondisi aliran darah di dalam arteri karotis.
    • Ekokardiografi. Pemeriksaan ini menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar detail dari jantung. Ekokardiografi dilakukan untuk mendeteksi sumber gumpalan di dalam jantung yang mungkin bergerak dari jantung ke otak, sehingga menyebabkan stroke. Ekokardiografi juga dapat melihat penurunan fungsi pompa jantung.


    https://www.alodokter.com/stroke/diagnosis
     
    Pengobatan Stroke
    Penanganan khusus terhadap pasien stroke dilakukan oleh dokter saraf tergantung pada jenis stroke yang dialami pasien, apakah stroke disebabkan gumpalan darah yang menghambat aliran darah ke otak (stroke iskemik) atau disebabkan perdarahan di dalam atau di sekitar otak (stroke hemoragik).
    • Pengobatan stroke iskemik. Penanganan awal stroke iskemik akan berfokus untuk menjaga jalan napas, mengontrol tekanan darah, dan mengembalikan aliran darah. Penanganan tersebut dapat dilakukan dengan cara:
      • Penyuntikkan rtPA. Penyuntikan rtPA (recombinant tissue plasminogen activator) melalui infus dilakukan untuk mengembalikan aliran darah. Namun, tidak semua pasien dapat menerima pengobatan ini. Dokter akan menentukan apakah pasien merupakan kandidat yang tepat untuk diberikan rtPA.
      • Obat antiplatelet. Untuk mencegah pembekuan darah, digunakan obat antiplatelet, seperti aspirin.
      • Obat antikoagulan. Untuk mencegah pembekuan darah, pasien dapat diberikan obat-obatan antikoagulan, seperti heparin, yang bekerja dengan cara mengubah komposisi faktor pembekuan dalam darah. Obat antikoagulan biasanya diberikan pada penderita stroke dengan gangguan irama jantung.
      • Obat antihipertensi. Pada penderita stroke baru, biasanya tekanan darah tidak diturunkan terlalu rendah untuk menjaga suplai darah ke otak. Namun, setelah keadaan stabil tekanan darah akan diturunkan ke level optimal. Obat hipertensi juga digunakan untuk mencegah stroke berulang, mengingat hipertensi merupakan faktor risiko terbanyak penyebab stroke. Contoh obat hipertensi adalah obat penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE inhibitor), obat penghambat alfa dan beta (alpha- dan beta-blocker), diuretik thiazide, dan obat antagonis kalsium (calcium channel blocker).
      • Statin. Dokter akan memberikan obat kolesterol golongan statin, seperti atorvastatin, untuk mengatasi kolesterol tinggi. Statin berguna untuk menghambat enzim penghasil kolesterol di dalam organ hati.
      • Endarterektomi karotis. Terkadang operasi diperlukan untuk mencegah berulangnya stroke iskemik, salah satunya adalah endarterektomi karotis. Melalui prosedur ini, tumpukan lemak yang menghambat arteri karotis dibuang oleh dokter dengan sebuah pembedahan di leher pasien. Arteri katoris merupakan arteri yang terdapat di setiap sisi leher yang menuju ke otak. Meski efektivitas operasi endarterektomi karotis dalam mencegah stroke iskemik cukup tinggi, namun prosedur ini tidak sepenuhnya aman dilakukan pada pasien yang juga menderita kondisi lainnya, terutama penyakit jantung.
      • Angioplasti. Selain endarterektomi karotis, arteri karotis juga dapat dilebarkan dengan teknik angioplasti. Angioplasti dilakukan melalui kateter yang dimasukkan melalui pembuluh darah di pangkal paha untuk selanjutnya diarahkan ke arteri karotis. Kateter ini membawa sebuah balon khusus dan stent. Setelah berada dalam arteri karotis, balon digelembungkan untuk memperluas arteri yang tersumbat lalu disangga dengan ring atau stent.
    • Pengobatan stroke hemoragik. Pada kasus stroke hemoragik, penanganan awal bertujuan untuk mengurangi tekanan pada otak dan mengontrol perdarahan. Ada beberapa bentuk pengobatan terhadap stroke hemoragik, antara lain:
      • Obat-obatan. Dokter dapat memberikan obat untuk menurunkan tekanan di otak, menurunkan tekanan darah, dan mencegah kejang. Jika pasien mengonsumsi obat antikoagulan atau antiplatelet, dokter akan memberikan transfusi faktor pembekuan atau obat-obatan untuk membalik efek obat pengencer darah tersebut.
      • Operasi. Selain dengan obat, stroke hemoragik juga bisa ditangani dengan operasi. Operasi dilakukan untuk mengurangi tekanan dalam otak, dan bila memungkinkan memperbaiki pembuluh darah yang pecah
    • Pengobatan TIA (Transient Ischemic Attack). Pengobatan TIA bertujuan untuk mengendalikan faktor risiko yang dapat memicu timbulnya stroke, sehingga dapat mencegah stroke. Dokter akan memberikan obat yang meliputi obat antiplatelet atau obat antikoagulan, obat kolesterol, serta obat antihipertensi, tergantung dari faktor risiko yang dimiliki pasien. Dalam beberapa kasus, prosedur operasi endarterektomi karotis diperlukan jika terdapat penumpukan lemak pada arteri karotis.
    https://www.alodokter.com/stroke/pengobatan

    Pencegahan Stroke
    Langkah utama untuk mencegah stroke adalah menerapkan gaya hidup sehat. Selain itu, kenali dan hindari faktor risiko yang ada, serta ikuti anjuran dokter. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah stroke, antara lain:
    • Menjaga pola makan. Terlalu banyak mengonsumsi makanan asin dan berlemak dapat meningkatkan jumlah kolesterol dalam darah dan risiko menimbulkan hipertensi yang dapat memicu terjadinya stroke. Jenis makanan yang rendah lemak dan tinggi serat sangat disarankan untuk kesehatan. Hindari konsumsi garam yang berlebihan. Konsumsi garam yang baik adalah sebanyak 6 gram atau satu sendok teh per hari.
    Makanan yang disarankan adalah makanan yang kaya akan lemak tidak jenuh, protein, vitamin, dan serat. Seluruh nutrisi tersebut bisa diperoleh dari sayur, buah, biji-bijian utuh, dan daging rendah lemak seperti dada ayam tanpa kulit.
    • Olahraga secara teratur. Olahraga secara teratur dapat membuat jantung dan sistem peredaran darah bekerja lebih efisien. Olahraga juga dapat menurunkan kadar kolesterol dan menjaga berat badan serta tekanan darah pada tingkat yang sehat.
    Bagi orang yang berusia 19-64 tahun, pastikan melakukan aktivitas aerobik setidaknya 150 menit seminggu yang dibagi dalam beberapa hari, ditambah dengan latihan kekuatan otot setidaknya dua kali seminggu. Yang termasuk aktivitas aerobik antara lain jalan cepat atau bersepeda. Sementara yang termasuk latihan kekuatan, antara lain angkat beban, yoga, ataupun push-up dan sit-up
    Namun bagi mereka yang baru sembuh dari stroke, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum memulai kegiatan olahraga. Olahraga teratur biasanya mustahil dilakukan di beberapa minggu atau beberapa bulan pertama setelah stroke. Pasien bisa mulai berolahraga setelah rehabilitasi mengalami kemajuan.
    • Berhenti merokok. Risiko stroke meningkat dua kali lipat jika seseorang merokok, karena rokok dapat mempersempit pembuluh darah dan membuat darah mudah menggumpal. Tidak merokok berarti juga mengurangi risiko berbagai masalah kesehatan lainnya, seperti penyakit paru-paru dan jantung.
    • Hindari konsumsi minuman beralkohol. Minuman keras mengandung kalori tinggi. Jika minuman beralkohol dikonsumsi secara berlebihan, maka seseorang rentan terhadap berbagai penyakit pemicu stroke, seperti diabetes dan hipertensi. Konsumsi minuman beralkohol berlebihan juga dapat membuat detak jantung menjadi tidak teratur.
    • Hindari penggunaan NAPZA. Beberapa jenis NAPZA, seperti kokain dan methamphetamine, dapat menyebabkan penyempitan arteri dan mengurangi aliran darah.
    https://www.alodokter.com/stroke/pencegahan


    0 komentar:

    Posting Komentar